Kamis, 31 Mei 2012

Order Letter & Reply Letter

Surat permintaan penawaran adalah surat dari calon pembeli kepada penjual yang isinya meminta penawaran. Maksudnya, calon pembeli meminta melalui surat agar penjual mengajukan penawaran secara resmi kepadanya. Dengan adanya penawaran dari penjual nantinya calon pembeli akan mengetahui harga, syarat jual beli, dan keterangan tentang barang atau jasa yang akan dibeli. Inilah yang menjadi tujuan calon pembeli menulis surat permintaan penawaran kepada penjual. Bila calon pembeli telah mengetahui kondisi suatu barang/jasa berikut harga dan syarat jual belinya, tentu ia tidak perlu lagi meminta penawaran dari penjual.
Surat permintaan penawaran diperlukan dalam perdagangan formal yang menuntut prosedur resmi secara resmi secara tertulis. Sebuah perusahaan besar sebagai penjual, misalnya tidaklah dengan begitu saja melayani permintaan penawaran melalui telepon. Surat permintaan penawaran sering merupakan tahap awal proses terjadinya transaksi bisnis. Melalui surat permintaan penawaran calon pembeli bertanya atau meminta keterangan tentang barang atau jasa yang akan dibelinya. Sebagai reaksinya, penjual menerangkan hal-hal yang ingin pembeli melakukan pesanan dan akhirnya terjadinya transaksi bisnis sebagai puncak proses jual beli.

Contoh order letter : 
PT. LANGIT BIRU
Jln. Mawar Merah NO. 07 Jakarta Utara 14140
Jakarta, 10 November 2011
 
Your ref : KM / DC / 55
Our ref : RM / L / 3A
Mr. Kiwil Mananta
Manager
PT. Olahraga Maju Bersama
Jln. Raya Merdeka No. 21
Bekasi 72852
Dear Mr Kiwil Mananta
With this, we would like to place an order your product as follows.

1.10 pairs of shoes NIKE mercurial size of futsal 38-45
2. 10 pairs of shoes ADIDAS predator soccer size from 38-45
3. 2 dozen NIKE FC Barcelona Club t-shirt size M and XL
These items should be sent before December 1, 2011 Packing hope stand water with their insurance. Letters of credit are made to our Bank BRI has been sent through the services of the delivery goods JNE.

Yours faithfully,

Ridwan Malik


Contoh reply order letter : 
PT.Olahraga Maju Bersama
Jln. Raya Merdeka NO.21 Bekasi 72852
Jakarta, 12 November 2011

Your ref : RM / DC / 55
Our ref : KM / L / 3A
Mr. Ridwan Malik
Manager
PT. Langit biru
Jln. Mawar Merah No.07
Jakarta Utara 14140
Dear Mr Ridwan Malik,
We have received your order dated 10 November 2011 as contained in the purchase order form.
We confirm receipt of Your booking and wish to obey the conditions and requirements as specified by our company, such as the following.
1. Down Payment made before the date of delivery order as much as 45% of the total price of the reservation goods.
2. due date payment of the reminder of the payment is made 10 days after the date of delivery of the goods carried.
3. when there is a complaint over the received goods, carried out by mail the complaint addressed directly to us.
With all the conditions listed here, we will assume You agree if You did not demur orally or in writing within ten days from receipt of this notice.

disarray over , we are saying thanks.

Yours faithfully,

Kiwil Mananta

Klausa

Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang berungsi sebagai predikat; dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan keterangan.
 
Klausa berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal karena di dalamnya sudah ada fungsi sintaksis wajib, yaitu subjek dan predikat. Frase dan kata juga mempunyai potensi untuk menjadi kalimat kalau kepadanya diberi intonasi final; tetapi hanya sebagai kalimat minor, bukan kalimat mayor; sedangkan klausa berpotensi menjadi kalimat mayor.
Jenis Klausa
 
Berdasarkan strukturnya klausa dibedakan klausa bebas ( klausa yang mempunyai unsur-unsur lengkap, sekurang-kurangnya mempunyai subjek dan predikat; dan mempunyai potensi menjadi kalimat mayor) dan klausa terikat (klausa yang unsurnya tidak lengkap, mungkin hanya subjek saja, objek saja, atau keterangan saja). Klausa terikat diawali dengan konjungsi subordinatif dikenal dengan klausa subordinatif atau klausa bawahan, sedangkan klausa lain yang hadir dalam kalimat majemuk disebut klausa atasan atau klausa utama.
 
Berdasarkan kategori unsur segmental yang menjadi predikatnya dapat di bedakan: klausa verbal (klausa yang predikatnya berkategori verba). Sesuai dengan adanya tipe verba, dikenal adanya (1) klausa transitif (klausa yang predikatnya berupa verba transitif); (2) klausa intransitif (klausa yang predikatnya berupa verba intransitif); (3) klausa refleksif (klausa yang predikatnya berupa verba refleksif); (4) klausa resiprokal (klausa yang predikatnya berupa verba resiprokal. 

Klausa nominal (klausa yang predikatnya berupa nomina atau frase nominal). Klausa ajektifal (klausa yang predikatnya berkategori ajektifa, baik berupa kata maupun frase). Klausa adverbial (klausa yang predikatnya berupa frase yang berkategori preposisi). Klausa numeral (klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numeralia).
 
Perlu dicatat juga istilah klausa berpusat dan klausa tak berpusat. Klausa berpusat adalah klausa yang subjeknya terikat di dalam predikatnya, meskipun di tempat lain ada nomina atau frase nomina yang juga berlaku sebagai subjek.

Teori Feminisme II

Teori FEMINISME
NO
 FEMINISME
DASAR PEMIKIRAN
ISU-ISU FEMINISME

TOKOH DAN KARYA

KRITIK
1
2
3
4
5
6
1
Feminisme Liberal
Manusia adalah makhluk otonom dan dipimpin oleh akal. Dengan akal manusia mampu untuk memahami prinsip-prinsip moralitas. Kebebasan individu. Prinsip-prinsip ini juga menjamin hak-hak individu
Akses pendidik.
Kebijakan negara yang bias gender
Hak-hak sipil dan politik
Mary Wollstonecraft; A vindication Rights of the Woman (1779)
J.J.S.Mills, Eraly Essays on Marriage and Divorce (1832)
Memberikan prioritas pada hak politik dan bukan hak ekonomi
Menekankan persamaan perempuan dan laki-laki.
Perempuan tidak dapat hanya didefinisikan sebagai manusia yang berakal, melainkan juga otonom. Paham ini eksklusif kulit putih, kelas menengah, heteroseksual
2
Feminisme Radikal
Sistem seks/gender merupakan dasar penidanasan terhadap perempuan
Adanya seksisme, masyarakat patriarki. Hak-hak kekuasaan antara perempuan dan laki.
Dikotomi private dan public. Lesbianisme
Kate Millet,Sexual Politics (1970)
Shulammith Firestone, The Dialectic of Sex (1970)
Masuk pada jebakan esensialisme bahwa sifat dasar perempuan lebih baik daripada laki-laki.
Membuat dikotomi antara laki-laki dan perempuan
3
Feminisme Marxis/Sosialisme
Materialisme Historis Marx yang mengatakan bahwa ’modus produksi kehidupan material mengkondisikan proses umum kehidupan sosial, politik dan intelektual. Bukan kesadaran yang menentukan eksistensi seseorang tetapi eksistensi sosial mereka yang menentukan kesadaran mereka’
Ketimpangan ekonomi. Kepemilikan properti.
Keluarga dan kehidupan domestik di bawah kapitalisme. Kampanye pengupahan kerja domestik
Frederick Engels; The origin of The Family, Private Property and the State (1845)
Margaret Benston: The Political Economy of Woman Liberation (1969)
Hanya melihat relasi keluarga sebagai eksploitas kapitalisme tempat perempuan menjual tenaga secara gratis. Tidak melihat ada arti lebih dari itu bahwa juga ada peranan cinta, kasih, rasa aman, dan nyaman.
Semua sisi kehidupan diterjemahkan dari segi eksploitas secara ekonomi/kapital. Terlalu menekankan analisa kelas dan bukan gender
4
Feminisme Psikoanalisa
Penjelasan mendasar penindasan perempuan terletak pada psyche perempuan, cara perempuan berpikir
Drama priskoseksual Oedipus dan kompleksitas kastrasi (Freud).
Egosentrisme laki-laki yang menganggap perempuan menderita ’penis envy’.
Reintretasi Oeidpus kompleks. Dual parenting.
Feminisme genser-etika perempuan
Karen Horney, The Flight from Womenhood (1973)
Dorothy Dinnerstein, Juliet Mitchell, dsb
Apakah opresi terhadap perempuan lebih psikologis atau social?
Oedipus kompleks tidak dapat dimusnahkan karena bagian dari sejarah perkembangan manusia tetapi bias diubah. Menggeneralisir perbedaan karakteristik moral perempuan dan laki-laki
5
Feminisme Eksistensialis
Konsep Ada dari Sartre, etre-en-soi, etre-pour-sou dan etre-pouir-les-autress

Analisa ketertindasan perempuan karena dianggap sebagai ’other’ dalam cara beradanya di ’etre-pour-les-autres
Simone de Beaauvoir; The Second Sex (1949)
Pemahaman teori terl;alu filosopis.
Konsep transendensi adalah konsep laki-laki. Bermain dengan wacana akademis. Tidak melihat pergerakan dan komitmen politik perempuan sebagai suatu aksi yang penting. Terrlalu menekankan perempuan dan interpretasi terbuka, bukan solidaritas perempuan
1
2
3
4
5
6
6
Feminisme Postmodern
Seperti aliran postmodernisme menolak pemikiran phallogosentris (ide-ide yang dikuasai oleh logos absolut yakni ’laki-laki’, bereferensi pada phallus)
’Otherness’ dari poerempuan yang dilontarkan oleh Simone de Beauvoir merupakan sesuatu yang lebih dari kondisi inferioritas dan ketertindasan tetapi juga merupakan cara berada, cara berpikir, berbicara, keterbukaan, pluralitas, diversitas dan perbedaan
Helene Cixous, Linda Nicholson, dsb
Teori ini terlalu feminis akademis, tidak ada aksi politis yang kolaboratif
7
Feminisme Multikultural dan Global
Sejalan dengan filsafat modern tetapi lebih menekankan kajian kultural
Peninadasan terhadap perempuan tidak dapat hanya dijelaskan lewat patriarkhi tetapi ada keterhubungan masalah dengan ras, etnisitas. Dalam teori feminisme global bukan saja ras dan etnisitas tetapi juga hasil kolonialisme dan dikotomi ’dunia pertama’ dan ’dunia ketiga’
Audre Lorde, Age, Race, Class and Sex: Women Redfeining Difference (1955)
Susan bordo, Susan Brownmiller
Perjuangan yang dikaitkan pada persoalan politik dan bukan focus pada isu gender
8
Feminisme Ekofeminisme
Sejalan dengan feminisme multikultural dan global. Ingin memberi pemahaman adanya keterhubungan antara segala bentuk penindasan manusia dan non manusia (alam). Memperlihatkan keterlibatan perempuan dalam seluruh ekosistem
Adanya kerangka kerja dominasi maskulin dalam perusakan lingkungan
Karren J. Warren, The Power and The Promise of Ecological Feminsime, in Ecological Feminist Philosophies (1996)
Mary Daly, dsb
Sangat rentan untuk masuk pada jebakan perempuan sama dengan alam yang dapat mendefinisikan perempuan kembali secara kodratiah.

Teori Feminisme I


PENDAPAT FILSUF LAKI-LAKI TENTANG PEREMPUAN

NO
NAMA FILSUF
KARYA
KONSEP PEREMPUAN
PEREMPUAN DAN
BIDANG PUBLIK
DAMPAKNYA
1
2
3
4
5
6
1
Plato
The Republic
The Dialogues of Plato
Perempuan harus diawasi seperti hewan ternak.
Perempuan= binatang
Tidak memiliki seni perang
Perempuan tidak perlu mendapat akses pendidikan
2
Aristoteles
Biologi de Generatione Anemalium
Materi = perempuan, bentuk=laki-laki
Laki-laki=memimpin, perempuan=dipimpin, non rasio, defect male
Negara diatur seperti manajemen domestik, tuan budak
Hak reproduksi terpasung
3
Thomas Aquinas
Summa Theologia
Defect male. Bukan ciptaan dari produksi pertama, seperti halnya laki-laki yang merupakan produksi pertama


Karena tidak sempurna lebih baik dibidang yang tidak penting
4
Descartes
Discourse on Method and Meditations on First Philosophy
Bukan makhluk rasional, tidak berepistemologi

Tidak mampu di bidang ilmu
5
Francis Bacon
Of Marriage and Single Life
Memiliki cirri buruk (suka korupsi)
Menghalangi kesuksesan laki-laki
Tidak layak menjabat di bidang publik
6
John Locke
Maternity, Paternity and The Origin of Political Power
Egaliter, Perempuan berkuasa atas anak, diciptakan sama dengan laki-laki
Kesetaraan
Hak sama dengan laki-laki dalam mengasuh anak
7
Jean J. Rousseau
A Discourse on Political Economy

Meminggirkan mereka dari otoritas
Tidak mempunyai hak sipil
8
Immanuel Kant
Observations on the Feeling of the Beautiful and the sublime
Mempunyai perasaan kuat tentang kecantikan, keanggunan.
Kurang dalam aspek kognitif
Tidak dapat memutuskan tindakan moral

Lemah dalam etika
1
2
3
4
5
6
9
Arthur Schopenhauer
On Women
Kekanak-kanakan, semobrono, picik.
Makhluk inferior, tidak memiliki rasa keadilan. Tidak objektif, berbohong
Tidak rasional, tidak mampu memutuskan persoalan secara adil. Tidak berbakat dalam estetika karena kurang intelek
Tidak dapat berlaku adil
10
John Stuart Mill
The Subjection of Woman
Laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang sama
Kesetaraan
Diakui sebagai manusia yang mempunyai hak-hak sipil
11
Friederich Nietzsche
Thus Spoke Zarathustra
Lemah,mentalitas budak
Pencuri
Mempunyai nilai lebih rendah dari laki-laki. Kekerasan terhadap perempuan
12
Jean Paul Sartre
Being and Nothingness
Etre-en-soi. Sebagai pelampiasan kekerasan
Tidak dapat ’mengisi’ lubang
Perempuan=esensi
Laki-laki=eksistensi
13
Gilles Deluze
Anti-Oedipus: Capitalisme and Scizophrenia
‘menjadi’

Subjek perempuan tidak ada
14
Jean Baudrillard
Seduction
Rayuan yang berada di permukaan

Perempuan sebagai objek bukan subjek

Lingkungan Bisnis

Lingkungan bisnis

Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau perusahaan. Di bawah ini adalah contoh dalam lingkungan bisnis.

A. Lingkungan Makro, merupakan tempat di mana perusahaan harus memulai pencariannya atas peluang dan kemungkinan ancaman. Lingkungan ini terdiri dari semua pihak dan kekuatan yang mempengaruhi operasi dan prestasi perusahaan. Perusahaan perlu untuk memahami kecenderungan akan lingkungan saat ini. 

Lingkungan makro perusahaan terdiri dari enam kekuatan utama, yaitu :

1. Lingkungan demografi, memperlihatkan pertumbuhan penduduk dunia yang tinggi, perusahaan distribusi, umur, etnis, dan pendidikan, jenis rumah tangga baru, pergeseran populasi secara geografi, dan perpecahan dari pasar masal menjadi pasar-pasar mikro.

2. Lingkungan ekonomi, memperlihatkan suatu perlambatan dalam pertumbuhan pendapatan riil, tingkat tabungan yang rendah dan hutang yang tinggi, dan perubahan pola pengeluaran konsumen.

3. Lingkungan alam, memperlihatkan kekurangan potensial dari bahan baku tertentu, biaya energi yang tidak stabil, tingkat populasi yang meningkat, dan gerakan “hijau” yang berkembang untuk melindungi lingkungan.

4. Lingkungan teknologi, memperlihatkan perubahan teknologi yang semakin cepat, kesempatan inovasi yang tak terbatas, anggaran riset dan pengembangan yang tinggi, konsentrasi pada perbaikan kecil daripada penemuan besar, dan pengaturan yang meningkat terhadap perubahan teknologi.

5. Lingkungan politik, memperlihatkan pengaturan bisnis yang substansial, peranan badan pemerintah yang kuat, dan pertumbuhan kelompok kepentingan umum.

6. Lingkungan budaya, memperlihatkan kecenderungan jangka panjang menuju realisasi diri, kepuasan langsung, dan orientasi yang lebih sekuler.

B. Lingkungan mikro, dimana perusahaan dapat melakukan aksi – reaksi terhadap faktor – faktor penentu Opportunty (peluang pasar) dan juga Threat (ancaman dari luar).

Faktor – faktor yang mempengaruhi, lingkungan mikro :
1. Pemerintah
2. Pemegang saham
3. Kreditor
4. Pesaing
5. Publik
6. Perantara
7. Pemasok
8. Konsumen